
Oleh : apt. Hasdiana Sudar, S.Si., M.Sc.
Memberikan obat untuk anak-anak merupakan tantangan tersendiri. Tak jarang obat yang diberikan tidak sesuai dengan aturan yang ada karena sulitnya membujuk anak untuk meminum obat. Terkadang takaran yang diberikan juga tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan karena banyak yang tumpah. Orang tua menjadi dilema antara mengharapkan kesembuhan anak dan tak tega memaksa . Terlebih jika si anak sudah menangis hingga keluar ingus. Berikut beberapa tips yang dapat digunakan untuk memudahkan pemberian obat pada anak.
Jangan lupa mencuci tangan sebelum memberikan obat. Untuk obat yang berbentuk cair, sebelum dituang sebaiknya dikocok terlebih dahulu dan gunakan sendok/alat takar khusus obat agar dosisnya tepat. Kapsul dapat dibuka dari cangkangnya, namun jika isi kapsul berupa butiran kecil jangan menggerus butiran tersebut. Jika obat berbentuk tablet atau pil, tanyakan kepada apoteker apakah obat tersebut dapat digerus atau dilarutkan dalam air.
Rasa pahit obat dapat dikurangi dengan menambahkan sedikit sirup manis, coklat atau jus alpukat ke dalam sendok obat. Sirup rasa buah untuk campuran obat biasanya tersedia di apotek, namun tidak dianjurkan untuk bayi usia 6 bulan ke bawah. Mencampur obat yang pahit dengan minuman yang agak asam cenderung akan menambah rasa pahit. Hindari mencampur obat ke dalam minuman, karena dosis obat akan berkurang jika minumannya tidak dihabiskan, atau obat tertinggal bersama endapan minuman.
Pemberian obat untuk bayi dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
- Pastikan bayi tidak sedang tertidur
- Atur posisi bayi dalam keadaan duduk.
- Pegang salah satu tangannya dan tempatkan tangan lainnya di pinggang ibu.
- Gores pipi bayi dengan lembut dan perlahan untuk merangsang bayi membuka mulut.
- Masukkan obat ke dalam spuit tanpa jarum.
- Dorong spuit perlahan di dalam mulut bayi atau di tepi lidah sehingga obat tidak terlalu terasa. Jangan masukkan obat terlalu dalam ke belakang tenggorokan bayi karena dapat beresiko tersedak.
- Saat obat sudah tertelan, berikan minum sehingga obat tertelan seluruhnya.
- Jika tidak memungkinkan diberikan sekaligus, obat dapat diberikan secara bertahap pada waktu yang tidak terlalu lama
- Jika obat dimuntahkan sebelum 30 menit maka ulangi pemberian obat
Untuk anak yang sudah bisa diajak berkomunikasi, usahakan untuk membujuk anak karena memaksa meminumkan obat bisa membuat anak trauma. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membujuk anak :
- Berikan obat dengan rasa yang digemari.
Bila memungkinkan minta kepada dokter untuk memberikan obat dengan rasa buah yang disukai anak.
- Berikan penjelasan pada anak.
Jelaskan bahwa dengan minum obat, ia bisa cepat sembuh dan kembali bermain dengan teman-temannya. Penjelasan sebaiknya dilakukan dengan suasana tenang dan santai.
- Jangan berbohong.
Jangan berbohong dengan mengatakan bahwa obat yang pahit itu tidak pahit. Ini justru akan membuatnya merasa ‘tertipu’, dan tidak mau lagi mengonsumsi obat apapun karena takut rasanya pahit. Sebaiknya, jujur ke anak dengan mengatakan bahwa obat yang diberikan memang sedikit pahit, namun bisa membuatnya cepat sehat.
- Biarkan anak memilih.
Beri kebebasan pada anak untuk memilih obat mana yang mau diminum terlebih dahulu. Dengan begitu, anak belajar untuk mengatur sendiri cara terbaik meminum obat.
- Berikan hadiah.
Hadiahnya tidak mesti mahal. Hadiahnya bisa berupa stiker, kelonggaran waktu bagi untuk nonton televisi atau bermain. Setelah meminum obat, jangan lupa
untuk memujinya dengan mengatakan bahwa dia anak yang berani, karena sudah mau minum obat.
- Buat suasana menyenangkan.
Coba untuk membuat suasana minum obat lebih menyenangkan. Misalnya sambil nonton televisi, membaca buku, atau mendengarkan musik yang ia sukai.
- 7. Cicipi obatnya
Orang tua dapat mencicipi obat didepan anak untuk meyakinkan bahwa rasa obatnya tidak begitu buruk. Hal ini juga menjadi motivasi bagi anak, apalagi jika anak sedang berada pada fase tidak mau kalah dan suka tantangan baru. Dalam dosis sangat kecil (misalnya setetes), beberapa obat cukup aman dikonsumsi misalnya parasetamol dan antibiotik. Jika obat tersebut tidak aman untuk dicicipi, sediakan obat lain yang mirip.
- 8. Tunjukkan wajah gembira
Anak bisa merasakan isi hati orang tua, jadi tunjukkan wajah gembira dan semangat sehingga akan menular ke anak. Jika sudah merasa tidak sabar, tegang (karena anak pasti menolak), anak pun bisa merasakan hal tersebut. Ini penting dilakukan. Jika anak menolak, menumpahkan obat, atau memuntahkan obat, ibu harus berusaha untuk berpikir positif bahwa nanti ada saatnya akan berhasil. Jika berhasil minum obat, beri pujian dan doakan kesembuhannya.
Beberapa hal yang harus dihindari
Mengancam anak dengan kalimat “awas nanti disuntik” ketika anak menolak minum obat, sebaiknya dihindari. Kecuali, jika memang itu kenyataannya seperti itu. Hal ini akan membuat anak takut pada benda atau orang tertentu. Tindakan medis sebaliknya justru diperkenalkan untuk tujuan mengobati. Selain itu, berbohong dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan anak pada orang tua. Jika akhirnya anak memang harus disuntik, jelaskan dengan jujur bahwa rasanya memang sakit, namun tidak lama. Suntikan digunakan untuk “membunuh kuman” dengan cepat daripada minum obat. Sebaiknya hal seperti ini diceritakan sebelum anak sakit, sehingga nantinya hanya perlu menggali memori anak akan informasi yang telah diberikan sebelumnya.